KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA:
1.
Kerajaan Kutai
Kutai
adalah kerajaan tertua dan kerajaan Hindu pertama di Indonesia, yang
diperkirakan muncul pada abad 5 M atau± 400 M. Terletak di Tepi Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Di Kutai ditemukan prasasti berbentuk yupa/tiang batu
berjumlah 7 buah bertuliskan huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta diperkirakan
berasal dari tahun 400 M. Yupa adalah tugu batu yang digunakan
dalam upacara kurban.
* Kehidupan Politik
Dalam
prasasti Yupa diterangkan mengenai
silsilah raja-raja Kutai. Raja Kutai pertama adalah Kudungga (diperkirakan nama asli orang Indonesia). Kudungga mempunyai putra yang
bernama Aswawarman
(diperkirakan nama berasal dari India)
sehingga Aswawarman
dianggap sebagai "wangsakarta" atau pembentuk
keluarga/dinasti. Selain itu dia juga dijuluki "Ansuman"(dewa matahari).
Aswawarman
mempunyai putra bernama Mulawarman. Mulawarman adalah raja yang
terbesar/terkenal di Kutai.
* Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Dalam
kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara Raja Mulawarman
dengan kaum Brahmana. Seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada
kaum Brahmana di tanah suci yang bernama Waprakeswara.
Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja dewa Siwa.
Di pulau Jawa disebut Baprakewara.
Dalam
kehidupan ekonomi, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah
satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban
emas dan menghadiahkan 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.Tidak
diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh, apabila emas dan
sapi tersebut di datangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan
Kutai telah melakukan kegiatan perdagangan.
* Kehidupan Budaya
Dalam
kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Dibuktikan melalui upacara
penghinduan/upacara Vratyastoma (pemberkatan
memeluk agama Hindu) dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarma.
Menurut
para ahli yang memimpin upacara tersebut dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarman
kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum
Brahmana dari orang Indonesia asli. Dengan adanya kaum Brahmana asli orang
Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal
penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat
India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk
masalah keagamaan.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Hindu tertua kedua
diIndonesia ini terletak di Bogor dekat sungai Citarum, Jawa Barat. Kerajaan
ini di perkirakan berdiri tahun 450 M. Raja yang paling terkenal adalah Purnawarman.
Dia adalah raja yang sangat baik terhadap rakyat, hal ini dibuktikan dengan
pembuatan irigasi atau sungai untuk mengairi sawah dan mencegah banjir, sungai
ini diberi nama sungai Gomati. Prasasti-prasasti
peninggalan kerajaan Tarumanegara antara lain Prasasti Tugu, Munjul, Kebon Kopi, Pasir Awi, Jambu, Ciaruteun, dan Muara
Cianten.
*Kehidupan politik
Kerajaan Tarumanegara mulai
berkembang pada abad ke-5 M. Raja yang sangat terkenal adalah Purnawarman.
Dia di kenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Dia juga dekat dengan
para brahmana, pangeran, dan rakyat. Dia raja yang jujur, adil, dan arif dalam
memerintah. Daerahnya cukup luas sampai kedaerah Banten. Kerajaan Tarumanegara
telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain, misalnya dengan Cina.
*Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Dalam kehidupan agama, sebagian
besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Budha
dan masih ada mempertahankan agama nenek moyang (animisme).
Berdasarkan berita dari Fa-Hein, di To-lo-mo (Tarumanegara) terdapat tiga agama, yakni agama Hindu, agama Budha, dan kepercayaan Animisme. Pada prasasti
Ciaruteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber
Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T'ang terjadi hubungan
perdagangan dengan jawa. Barang-barang yang diperdagangkan adalah kulit penyu, emas, perak, cula badak,
dan gading gajah. Dituliskan juga
bahwa pemeluk daerah itu pandai membuat minuman keras yang terbuat dari bunga
kelapa. Rakyat Tarumanagara hidup aman dan tentram. Pertanian merupakan mata
pencaharian pokok. Disamping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan
Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India. Untuk memajukan
bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali
sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (11 km).
Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati. Saluran itu selain
berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir.
3.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan
sriwijaya adalah kerajaan maritim dan bercorak budha terbesar diIndonesia. Berdiri pada akhir abad Ke-17 M. Letak
pusat Kerajaan Sriwijaya yang banyak didukung oleh para ahli, terletak di
Palembang, dekat pantai dann tepi Sungai Musi,. Ketika pusat Kerajaan Sriwijaya
di Palembang mulai menunjukan kemunduran, Sriwijaya berpindah ke Jambi.
Sumber
keterangan Kerajaan Sriwijaya adalah berita perjalanan I-Tsing (seorang pendeta Budha dari Cina),dan ditemukan
6 buah prasasti yang menggunakan bahasa Melayu
Kuno dan huruf Pallawa, serta
telah menggunakan angka tahun Saka,antara
lain Prasasti kedudukan bukit, Kota Kapur, Telaga Batu, Talang tuo dan, Karang
Berahi. selain
berasal dari dalam juga berasal dari luar seperti dari Cina, India, Arab, Persia. Demikianlah bukti-bukti sumber dari luar
negeri yang menjelaskan keberadaan Sriwijaya, dan berbagai aspek kehidupan.
* Kehidupan Politik
Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang
SriJayanaga. Sriwijaya mampu mengembangkan kerajaannya melalui keberhasilan
politik ekspansi (perluasan) wilayah
ke daerah-daerah yang sangat penting untuk perdagangan. Hal ini sesuai dengan
prasasti yang ditemukan di Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan melalui benteng I-Tshing bahwa Kedah di pulau Penang
juga dikuasai Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya bukan lagi sebagai negara
senusa atau satu pulau, tetapi sudah merupakan negara antar nusa karena
penguasaannya atas beberapa pulau.
* Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak
strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional Asia Tenggara, maka
Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan
Transito. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan
bijaksana seperti BalaPutraDewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut
yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju
Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah
kekuasaan Sriwijaya. Dengan adanya pedagang-pedagang dari luar yang singgah
maka penghasilan Sriwijaya meningkat dengan pesat. Peningkatan diperoleh dari
pembayaran upeti, pajak maupun keuntungan dari hasil perdagangan dengan
demikian Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur. Faktor
lain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosial masyarakatnya
meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan sehingga Sriwijaya terbukti
menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara.
Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di
Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah
bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti. Pemuda-pemuda Sriwijaya juga
mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti
Nalanda Bahwa raja Sriwijaya yaitu BalaPutraDewa mempunyai hubungan erat dengan
raja DewaPalaDewa
(India). dan Kemajuan dalam bidang budaya
sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan suci seperti stupa,
candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan
Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit
Siguntang (Palembang).Dengan demikian kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat Sriwijaya sangat baik dan makmur.
Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada tahun
1477 ketika Majapahit mengirimkan tentaranya untuk menaklukan Sumatera termasuk
Sriwijaya.
4. Kerajaan Kota Kapur
Dari
hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada
tahun 1994, diperoleh satu petunjuk tentang kemungkinan adanya sebuah pusat
kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelu munculnya Kerajaan Sriwijaya. Pusat
kekuasaan ini meninggalkan temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah
bangunan Candi Hindu (waisnawa) terbuat
dari batu bersama dengan arca-arca batu, diantaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca
Wisnu yang ditemukan di Lembah Makhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya,
Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi.
Sebelumnya disitus Kota Kapur selain telah
ditemukan sebauh inskripsi batu dari
Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (686
Masehi), telah ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain diantaranya
sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari
peninggalan-peninggalan arkiologi tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka
pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat.
Benteng Pertahanan
Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur
ini adalah meninggalkan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah
tanggul sejajar terbuat dari tumbuhan tanah, masing-masing panjangnya sekitar
350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2-3 meter. Peninggalan dari
tanggul benteng ini menunjukan masa antara tahun 530 M sampai 870 M.
Benteng pertahanan tersebut yang telah
dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula
dalam menghadapi ekspedisi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7.
Penguasa Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang
berangka tahun 608 Saka (686 Masehi), yang
isinya mengidentifikasikan dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya.
Penguasa
Pulau Bangsa oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan dengan peranan Selat Bangsa
sebagai pintu gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia tenggara pada
waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka
berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.
Kerajaan Medang Kemulan berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10 terletak di muara Sungai Brantas dengan ibu
kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah
berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu maupun Budha.
*Kehidupan Politik
Mpu Sindok merupakan raja pertama
Kerajaan Medang Kamulan yang bergelar Sri
Maharaja Rakai Hino Sri Isyana Wikrama Dharmatunggadewa. Dia memerintah selama dua puluh tahun dengan adil dan
bijaksana. Untuk kemakmuran rakyatnya, ie membangun bendungan atau tanggul
untuk pengairan. Dalam memerintah dia dibantu oleh permaisurinya yaitu Sri Wardhani Pu Kbin.
Kerajaan
Medang Kamulan diserang Kerajaan Wurawari, yang mengakibatkan hancurnya Medang
Kamulan. Airlangga berhasil melarikan diri ke hutan Setelah merasa kuat Airlangga kembali ke Kerajaan
Medang Kamulan dan berhasil menjadi penguasa 1019 M dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta
Wirakramatunggadewa.
Airlangga berhasil memindahkan
pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Untuk memperbaiki
kesejahteraan rakyatnya. Kerajaan Medang Kamulan mencapai puncak kejayaan dan
kemakmuran pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Pengalaman hidup dan keberhasilan Airlangga dikisahkan dalam Kitab
Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu
Kanwa.
* Kehidupan sosial dan Ekonomi
Agama
resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran Siwa. Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan
Buddha tetap hidup berdampingan dengan penuh toleransi.
Penduduk
Medang sejak periode bumi Mataram sampai periode
wwatan pada umumnya bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai negara agraris, sedangkan saingannya,
yaitu Kerajaan Sriwijaya
merupakan negara maritim.
* Peninggalan sejarah
Selain
meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga
membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Temuan Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan tahun 1990 di Wonoboyo,
Klaten, Jawa Tengah; menunjukkan kekayaan dan kehalusan seni budaya kerajaan
Medang.
Candi-candi
peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan
tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
6. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno atau disebut
dengan Bumi Mataram. Pada awalnya terletak di Jawa Tengah. Daerah
Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan dan di tengahnya banyak
mengalir sungai besar diantaranya sungai
Progo, Bogowonto, Elo, dan Bengawan Solo. Keadaan tanahnya subur sehingga
pertumbuhan penduduknya cukup pesat. Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua yaitu JENGGALA (Singosari) di Kahuripan dan PANJALU (Kendiri) di Daha.
*Kehidupan politik
Kerajaan ini diperintah oleh Raja Sanna
dan Raja Sanjaya
(keponakan Sanna). Kerajaan Mataram
diperintah oleh raja-raja dari Dinasti
Sanjaya (yang menganut agama Hindu)
dan raja-raja dari Dinasti Syailendra
(yang menganut Agama Budha). Pada masa
kekuasaan Samaratungga
dibangun Candi Borobudur. Kerajaan Mataram
mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja Balitung pada tahun 929 M,
Ketika kepemimpinan Dharmawangsa
terjadi peristiwa Pralaya Medang yaitu penyerbuan Mataram oleh Wura Wari (bawahan Dharmawangsa
yang dihasut oleh Sriwijaya). Pengganti Dharmawangsa sekaligus raja terakhir Mataram
adalah Airlangga
(menantu Dharmawangsa). Berakhirnya
kerajaan mataram karena Airlangga membagi kerajaan menjadi dua untuk
menghindari perebutan kekuasaan antara putra Darmawangsa dan
putra
Airlangga, Mapanji Garasakan.
*Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Raja Sanjaya bersikap
arif, adil dalam memerintah, dan memiliki pengetahuan luas. Para pujangga dan
rakyat hormat kepada rajanya. Oleh karna itu, di bawah pemerintahan Raja Sanjaya,
kerajaan menjadi aman dan tentram, rakyat hidup makmur. Mata pencaharian
penting adalah pertanian dengan hasil utama padi. Sanjaya juga dikenal sebagai
raja yang paham akan isi kitab-kitab suci. Bangunan suci dibangun oleh Sanjaya
untuk memajukan lingga di atas Gunung Wukir, sebagai lambang telah ditaklukkannya
raja-raja kecil disekitarnya yang dulu mengakui kemaharajaan Sanna.
*Peninggalan Sejarah
Sumber-sumber Prasasti, prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti
Mantyasih (prasasti Belitung), Prasasti
Klurak.
Selain prasasti yang menjadi sumber
sejarah adanya kerajaan Mataram juga banyak bangunan-bangunan candi di Jawa
Tengah, yang menjadi bukti peninggalan kerajaan Mataram yaitu seperti candi-candi pegunungan Dieng, Candi Gedung
Songo, yang terletak di Jawa Tengah Utara. Selanjutnya di Jawa Tengah
bagian selatan ditemukan candi antara lain Candi
Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sambi Sari,
dan masih banyak candi-candi yang lain.
7. Kerajaan Singasari (KERAJAAN
JENGGALA/TUMAPEL)
Kerajaan Singosari (Kerajaan Jenggala) terletak di Malang, Jawa
Timur. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok setelah berhasil membunuh Bupati
singosari Tunggul Ametung. Ken Arok menjadi raja pertama Singosari
dan berhasil memperistri Ken Dedes (istri
Tunggul Ametung). Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Pada tahun
1227. Ken Arok dibunuh oleh Anusapati (anak
dari Tunggul Ametung). Pemerintahan Anusapati
tidak berjalan lama karena dia dibunuh oleh Tohjaya (anak
dari Ken Arok).
Tidak lama kemudian Ranggawuni (anak dari Anusapati) menuntut kekuasaan dari Tohjaya,
tetapi Tohjaya
menolak dan mengirimkan pasukan melawan Ranggawuni. Dalam pertempuran tersebut Tohjaya
melarikan diri dan akhirnya meninggal di daerah Katang Lumbung. Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnu
Wardana. Setelah dia meninggal digantikan putranya yaitu Kertanegara
dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di
Singhasari, Ia bercita-cita Singhasari menjadi kerajaan besar.
*Kehidupan politik .
Kertanegara memandang Cina
sebagai Saingan. Berkali-kali utusan Kaisar Cina memaksa Kertanegara agar mengakui
kekuasaan Cina, tetapi ditolak oleh Kertanegara. Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan
teratur, Kertanegara
menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar kepulauan Indonesia.
Misalnya dengan Raja Jayasingawarman III(Kerajaan Cempaka). Membentuk badan-badan pelaksana, Orang-orang
yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara akan diganti. Kertanegara
memperluas wilayah Singasari hingga meliputi seluruh Nusantara, Beberapa diantaranya
Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda,
Dan PahangRaja. Kertanegara mengirimkan Ekspedisi pamalayu. Ekspedisi Pamalayu diharapkan akan
menggoyahkan Kerajaan Sriwijaya. Bertujuan
untuk mengimbangi pengaruh Kubilai dari Cina.
*Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Pada masa pemerintahan Kertanegara,
agama Hindu maupun Budha berkembang dengan baik dan Bahkan
terjadi Sinkretisme menjadi bentuk Siwa-Buddha.
Keruntuhan kerajaan Singasari karena
mendapat serangan Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Dengan terbunuhnya Kertanegara
maka berakhirlah Kerajaan Singhasari.
8.
Kerajaan Kendiri (PANJALU)
Airlangga membagi Kahuripan menjadi
dua kerajaan untuk menghindari perselisihan dua puteranya, dan dia sendiri
turun tahta menjadi pertapa. Putra yang bernama Mapanji Garasakan
mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala
(Singasari) dan Putra
yang bernama Sri Samarawijaya
mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu
(Kendiri)
Kerajaan
Kediri terletak bagian selatan Kerajaan Kahuripan, pusat kerajaan pindah ke Daha (singkatan
dari Dahanapura yang berarti Kota Api).
Pada masa pemerintahan Sri Jayabaya
Kerajaan kendiri mengalami masa kejayaannya. berhasil menaklukkan Kerajaan singasari dan
Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara,
bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan
Sriwijaya di Sumatra.
* Kehidupan
Politik
Runtuhnya kerajaan
Kerajaan Kediri pada tahun 1222 masa pemerintahan Kertajaya
sedang berselisih melawan kaum brahmana
yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok
Kerajaan Tumapel.
Kebetulan Ken
Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel
yang merupakan daerah bawahan Kadiri.
Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya
dan berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang kemudian menjadi bawahan Tumapel (Singhasari).
Setelah Ken Arok membunuh Kertajaya,
Kadiri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasaba (putra
Kertajaya) sebagai bupati Kediri.
Tahun 1258 Jayasaba digantikan
Sastrajaya (Putranya).
Pada tahun 1271 Sastrajaya
digantikan Jayakatwang(Putranya).
Jayakatwang memberontak
terhadap Singhasari karena dendam masa lalu leluhurnya Kertajaya
dikalahkan oleh Ken
Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara
(raja
singasari). Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kediri, namun
hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan Raden Wijaya (menantu
Kertanegara).
*
Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Kehidupan
sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat
masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik,
bersih, dan rapi, dan berlantai
ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kediri telah memakai
kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai
maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah
seni sastra. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda
ketahui sampai sekarang.
9. Kerajaan Majapahit
Setelah Kerajaan
Singasari dan Kerajaan
kendiri jatuh maka berdirilah Kerajaan Majapahit yang berpusat di
Jawa Timur antara abad ke-14 - ke-15 M. Terletak di Mojokerto sekitar delta
sungai Brantas. Raja Majapahit yang pertama adalah Raden Wijaya (menantu Kertanegara) dengan gelar Kertarajasa
Jayawardhana. Setelah Raden Wijaya meninggal,
Majapahit diperintah oleh Jayanegara. Dalam masa pemerintahannya timbul
beberapa pemberontakan antara lain, pemberontakan Nambi, Semi, Ranggalawe, Lembu Sora dan Kuti. Pemberontakan Kuti adalah
yang dianggap paling berbahaya karena berhasil menduduki ibu Kota Majapahit dan
Jayanegara terpaksa mengungsi ke daerah Badander. Akhirnya pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan
oleh Gajah
Mada, dan berkat jasanya, dia di angkat menjadi Patih Kahuripan. Pengganti Jayanegara
adalah Tribuwana
Tungga Dewi. Ketika pemerintahannya timbul pemberontakan Sadeng,
pemberontakan ini juga berhasil ditumpas oleh Gajah Mada sehingga dia di
angkat menjadi Mahapatih
Majapahit. Pada waktu pelantikan dia mengucapkan sumpah yang dikenal
dengan Sumpah Palapa. Isi
sumpahnya adalah tidak akan merasakan palapa (istirahat)
sebelum menyatukan nusantara di bawah Majapahit
Setelah Tribuwana Tungga Dewi meninggal dia
digantikan putranya yaitu Hayam Wuruk. Majapahit mencapai masa keemasan
pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di dampingi mahapatih Gajah Mada. Keruntuhan Majapahit
antara lain akibat tidak ada tokoh yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk
dan Gajah
Mada, Terjadi Perang paregrek (perang saudara) antara Bhre Wirabumi dan Wikrama Wardhana,
Banyak negeri bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri, dan
Berkembangnya agama Islam di pesisir Pantai Utara Jawa.
10. Kerajaan Ho-Ling atau KalingGA
Kerajaan Ho-Ling terletak diantara
purwodadi (grobogan) hingga Bloran dan
Lasem, Jawa Tengah. Sekitar abad ke-7 M
sampai ke-9 M. Menurut berita cina sebelah timur kalingga terdapat Po-Li
(Bali sekarang), sebelah barat To-Po-Teng (Sumatera), sebelah utara Chen-La
(Kamboja), dan sebelah selatan perbatasan dengan samudera.
* Kehidupan Politik
Raja yang terkenal adalah Ratu Sima. Dia dikenal sebagai
Ratu yang tegas, jujur, dan bijaksana.
* Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Agama
utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya adalah Buddha.
Agama Buddha berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-ning datang
di Kalingga dan tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga, menerjemahkan
kitab suci Agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menerjemahkan
kitab itu Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta bernama janabadra.
Kepemimpinan
raja yang adil, menjadikan rakyat hidup teratur, aman, dan tentram. Mata
pencarian penduduk pada umumnya adalah bertani, karena wilayah Kalingga subur
untuk pertanian. Di samping itu, penduduk juga melakukan perdagangan.
Kerajaan Kalingga
mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan Sriwijaya yang menguasai
perdagangan. Serangan tersebut mengakibatkan pemerintah Kijen menyingkir ke
Jawa bagian Timur atau mundur ke pedalaman Jawa bagian Tengah antara tahun
742-755 M.
11. Kerajaan Buleleng
Menurut
berita Cina di sebelah timur Kerajaan
Kalingga ada daerah Po-li (Dwa-Pa-Tan/Bali sekarang) terdapat sebuah
kerajaan Buleleng
* Kehidupan Politik
Dalam
sejarah Bali, Buleleng mulai terkenal setelah periode Kerajaan
Majapahit. Pada waktu di jawa berkembang kerajaan-kerajaan
Islam, di Bali juga berkembang sejumlah kerajaan. Misalnya Gelgel, Klungkung,
dan Buleleng semakin terkenal, terutama setelah zaman penjajahan Belanda di
Bali. Pada waktu itu pernah terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda.
Pada
zaman kuno, sebenarnya Buleleng sudah berkembang. Pada masa perkembangan
kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah
kekuasaan Dinasti Warmadewa.
* Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Adat
istiadat di Dwa-Pa-Tan sama dengan kebiasaan orang-orang Kalingga. Misalnya, penduduk biasa
menulisi daun lontar. Bila ada orang meninggal, mayatnya
dihiasi daun emas dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas, serta diberi wangi-wangian
harum. Kemudian mayat itu dibakar. Hal ini menandakan Bali telah berkembang.
Sesuai
dengan letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang menjadi pusat
perdagangan laut. Hasil dari pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat
menuju Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian
seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke
pulau lain (daerah seberang). Perdagangan
dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti
Warmadewa yang diperintah oleh AnakWungsu.
Dengan
perkembangan perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis
Buleleng memiliki peranan yang penting bagi pekembangan kerajaan-kerajaan di
Bali misalnya pada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa.
baguslah
BalasHapusBagus jua pang ayyy
BalasHapusbagus artikelnya....
BalasHapussangat bermanfaat
izin copy artikelnya, terima kasih
BalasHapusBagus Juga Karna bisa belajar lewat Hp
BalasHapusbetul👍👍
HapusTerlalu panjang engga padat
BalasHapusTerima kasihhh
BalasHapusHilih Bicid
HapusHrrrrr🧟♀️
BalasHapusEzzz
BalasHapusBagua
BalasHapusJangan Diskop jagna diskipp pokokk nyaa jangan diskippp
BalasHapus👍
BalasHapusBagus 👍
BalasHapus